Saat ada riak-riak air yang bersumber dari suatu kolam, timbul satu pertanyaan ada apa disana?
Hingga tercapailah satu kesimpulan sepihak bahwa ada sesuatu yang hidup di balik itu.
Ketidaktenangan bukan tak mungkin hadir setelah fasa ketenangan terlewati.
Pun dengan kerikil tajam yang sesekali harus hadir diantara mulusnya jalan yang dilewati.
Jika kehidupan adalah roda, maka biarkan ia tetap menggelinding agar bisa tetap bergerak maju.
Dan biarkan juga ia untuk melewati setiap masanya, melewati masa-masa menggelinding mulai dari posisi di ketinggian paling atas hingga di suatu waktu tiba di ketinggian paling bawah.
Kesibukan yang mulai datang menggerogoti waktu, sementara waktu tak pernah bisa diduplikasi.
Maka klaim atas kepemilikan seharusnya tak perlu lagi menjadi baku.
Bukankah Allah Sang Pemilik Dimensi Ruang dan Waktu?
Kejenuhan yang juga hinggap terkadang harus ditandai dengan rasa kantuk dan malas yang berlebihan.
Maka bukan saatnya menjadikan itu pemakluman yang berkepanjangan.
Bukankah pemakluman yang satu akan bisa menuntut pemakluman yang lain?
Apa salahku jika kesulitan untuk menangkap setiap materi yang diberikan?
Apa salahku jika kemudian hal-hal yang disampaikan terasa begitu rumit?
Maka percayalah bahwa kesulitan akan selalu datang bersama kemudahan.
Kerikil-kerikil nan tajam ini mungkin sesekali akan melukai, membuat segores luka jasmani dan tak menutup kemungkinan merembes sampai ke hati.
Tapi masihkah akan kita pikirkan jika kita melakukannya sambil#melingkarbersamamu
0 komentar: